Rabu, 30 Mei 2012

MEMBANGUN ETOS KERJA DENGAN SPIRITUALITAS RELIGIUS

A.    Pendahuluan
Hampir di setiap sudut kehidupan, kita akan menyaksikan begitu banyak orang yang bekerja. Apalagi bagi seorang muslim bekerja dimaknai sebagai suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikir, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah) (Tasmara, 2002:25). Atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa dengan hanya bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.
Keberhasilan kerja seseorang ditentukan oleh adanya etos kerja tinggi yang tertanam dalam dirinya. Dengan cara memahami dan meyakini ajaran-ajaran agama yang berhubungan dengan penilaian ajaran agama tersebut terhadap kerja, akan menumbuhkan suatu etos kerja pada diri seseorang. Pada perkembangan selanjutnya etos kerja ini akan menjadi pendorong keberhasilan kerjanya. Persoalannya bagaimana konsep etos kerja dalam Islam yang digali dari al-Quran dan al-Hadis.

LUKISAN FEBRUARI

Diawal bulan Februari ini selalu turun hujan. Diujung senja aku lebih suka memaku diri di tepian jendela kamarku sambil memandangi lalu lalang orang dan kendaraan yang kehujanan di jalan sana. Kulihat si burung merpati terbang kesana kemari mencari tempat untuk berteduh. Sedangkan aku selalu menempelkan jemari tanganku ke kaca jendela kamar, lalu telunjukku meliuk-liuk membuat lukisan pada sisa tempias.
Kulukis hatiku disana. Bagiku, diujung senja di bulan Februari ini sering menyisakan cerita hingga saat malam tiba, dan terkadang benar-benar tak menyisakan apa-apa, mengembun seperti tempias hujan di kaca jendela kamar, lalu lukisan jemariku pun hilang. Begitu juga lukisan hati yang sempat kurenungkan.
Suara adzan maghrib menyeruak di antara berjuta titik air yang kian deras. Aku masih melukis isi hatiku di kaca jendela. Kututup daun jendela, lalu berusaha menjadi penghamba. Kuguyur beberapa bagian jasadku, lalu bercengkerama dengan gerakan indah. Aku tenggelamkan diri bersama kalimah-kalimah mutiara, mencari kepuasan hakiki. Kalam indah-Nya begitu terasa di jiwa, begitu hangat di tengah dingin hujan Februari.

CINTA ITU BODOH


 Cinta membuatku bodoh. Sebetulnya aku membenci keadaan ini. Sudah lama aku tidak jatuh cinta. Dan tiba-tiba makhluk gaib itu datang, memberiku sebuah harapan, memberiku kebahagiaan sesaat, dan jatuhlah aku kedalam pelukan.
“Fa, dicariin Reka tuh!” Nabil memberi tahu Refa saat waktu istirahat hampir selesai.
“Kalo dia ada perlu, suruh nemuin gue dikelas. Gue males nyamperin dia! Habis ini gue ada kuis matematika.” Refa ogah-ogahan.
“Lo tolak dia lagi Fa? Bukannya dia sebulan ini ngasih perhatian sama lo? Sekali-kali lo tenggepin dia dong Fa, kan kasian kalo dia harus ngejar-ngejar lo terus. Kalo menurut gue sih, lo temuin dia deh sekarang, dan lo jujur sama dia kalo emang lo ga suka sama dia.” Tegas Nabil menasehati.
“Gue bingung sama perasaan gue bil, gue sebenernya suka sama dia. Tapi……” Refa langsung memotong perkataannya, karena bel masuk sudah berbunyi, dan saatnya pula Pak Rohim guru matematika paling killer masuk ke kelas Refa dan memulai kuisnya itu.